Saya tinggal di daerah kedungwaru kab. Tulungagung. Yaitu kabupaten yang berbatasan dengan Kab. Blitar di sebelah timur, berbatasan dengan Kab. Kediri di sebelah utara, dan berbatasan dengan Kab. Trenggalek di sebelah barat. Tulungagung terkenal sebagai salah satu daerah penghasil marmer, tepatnya terletak di kecamatan campurdarat.
Budaya yang menurut saya menarik adalah ritual temanten kucing yang digelar di kecamatan campurdarat yang merupakan tradisi nenek moyang. Tradisi tersebut merupakan bagian dari upaya memohon turunnya hujan apabila terjadi musim kemarau yang panjang, tetapi sekarang banyak dari acara ritual yang dihilangkan, karena cenderung semakin instan. Sehingga tidak sepenuhnya menampilkan keunikan dari ritual tersebut.
Tradisi yang lainnya adalah jika akan memasuki bulan Ramadhan di daerah saya mengadakan semacam selamatan tetapi digelar di jalan depan rumah. Jadi semua keluarga dalam satu RT membawa makanan mereka kemudian dikumpulkan di tengah jalan. Setelah siap maka selamatan akan segera dimulai tentunya dengan warga satu RT tersebut.
Selain itu juga terdapat kesenian Reog Tulungagung, kemudian kebiasaan minum kopi yang disebut dengan NYETE, yaitu ampas kopi yang dijadikan pengoles pada di kertas rokok. Untuk makanannya sendiri ada sompil yaitu jika orang menyebutnya adalah lontong sayur, kemudian ada geti tulungagung yaitu semacam makanan kacang tanah yang dicampur dengan biji wijen dengan manisnya gula jawa yang menambah rasa khasnya.
0 komentar:
Posting Komentar